Kedungmoyo |
KEDUNG MOYO adalah nama Kedung ( yang artinya air
yang sangat dalam) yang berada di aliran Bengawan Solo di Desa
Mendenrejo, Kec.Kradenan, Kab. Blora. Masyarakat sekitar menamai Kedung
Moyo tentunya tidak lahir begitu saja, tetapi tentu ada sebab
kronologisnya. Menurut cerita yang saya baca di beberapa posting blog sedulur Blora dan dari orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat setempat
yang pernah saya dengar ceritanya kurang lebih ceritanya begini……
Konon dahulu ada sebuah Padepokan kecil yang letaknya di pinggiran
hutan, yang dipimpin oleh Begede Kuwung. Pada masa itu Padepokan Kuwung
masuk wilayah Kadipaten Jipang Panolan (Desa Jipang Kec. Cepu). Begede
Kuwung adalah orang terpandang yang mempunyai kesaktian tinggi, dan
mempunyai pengaruh yang luar biasa, maka tak heran jika pengikutnya
banyak. Begede kuwung mengajarkan tentang budi pekerti, spiritual, olah
bathin dan olah kanuragan. Murid-murid begede kuwung tidak hanya berasal
dari daerah sekitar Kuwung saja, tapi sampai keluar penjuru daerah.
Termasuk anak dari mbok Rondo Jambi yang bernama Joko Sangsang.
Joko Sangsang adalah murid kesayangan Begede Kuwung. Disamping paling
pintar, Joko Sangsang juga mempunyai wajah yang tampan. Maka tak heran
jika Putri Begede Kuwung yang bernama DEWI MOYO yang terkenal cantik
parasnya menaruh hati pada Joko Sangsang. Cinta tak bertepuk sebelah
tangan, dua-duanya saling jatuh cinta.
Singkat cerita, di Kadipaten Jipang Panolan, Adipati Haryo Penangsang
membuka lowongan untuk menjadi prajurit. Joko Sangsang tertarik untuk
mengabdikan diri menjadi prajurit Jipang. Atas ijin dan restu Begede
Kuwung dan Dewi Moyo, berangkatlah Joko Sangsang ke Kadipaten Jipang
Panolan. Karena cakap dalam olah kanuragan maka diterimalah Joko
sangsang menjadi Prajurit.
Setelah beberapa bulan tidak ada kabar berita, hati Dewi Moyo mulai
terusik dengan rasa kerinduan. Rasa rindu yang menumpuk lama-lama tak
terbendung lagi untuk ingin bertemu dengan pujaan hatinya. Dan akibatnya sang Dewi pun galau. Sayangnya karena jaman dulu belum ada Facebook dan Twitter , sang Dewi pun nggak bisa curhat via status. Maka dengan
diam-diam tanpa sepengetahuan Begede Kuwung, Dewi Moyo ingin menyusul
Joko sangsang ke Kadipaten Jipang Panolan tanpa pengawal. Perjalanan tak
berjalan mulus , karena untuk sampai ke kadipaten harus menyebrangi
Bengawan Solo yang berarus deras. Karena keinginan hatinya sudah bulat,
Jangankan bengawan solo, Lautpun akan dia sebrangi, gunung yang
menghadangpun akan dia daki demi cintanya. (he..he….kayak lagunya ona
sutra….) Dewi Moyo sadar kalau sebenarnya dia tidak bisa berenang,
Karena kenekatannya akhirnya Dewi Moyo tenggelam di bengawan solo,
sesekali kepalanya timbul tenggelam sambil memanggil nama kekasihnya.
(hemm….tragis…Cinta kadang-kadang tak pakai Logika….kayak Agnes Monika). Saya heran kenapa dia tidak naik perahu saja -_-
Joko Sangsang yang mempunyai kepekaan batin tinggi merasa resah dalam
tugasnya, kupingnya mendengar teriakan Dewi Moyo yang memanggil-manggil
dirinya. Tanpa pikir panjang Joko Sangsang memacu kuda tunggangannya
sekencang-kencangnya untuk bisa menolong kekasihnya. Karena kehausan,
sesampainya di tepi bengawan solo Kuda Joko Sangsang langsung minum
sepuasny di air Belik (sumur kecil yang di gali di tanah) sambil
menggerak kaki-kakinya supaya lemas hingga berbunyi KRINCING-KRINCING
dari aksesoris yang di pakainya. Maka sampai sekarang belik tempat minum
kuda tunggangannya Joko Sangsang di beri nama BELIK KRINCING.
Lapangan Joko Sangsang - Mendenrejo Kec. Kradenan |
Nasi sudah menjadi bubur. Setelah sampai di bengawan Solo Dewi Moyo
sudah tidak muncul-muncul lagi. Tapi mata Joko Sangsang masih sempat
melihat kekasihnya di dalam air walaupun nampak “MOYO-MOYO”
(samar-samar). Hati Joko Sangsang pupus di tinggal kekasihnya. Tetapi
karena jiwa satrianya, dia tetap kuat dan tegar menghadapi cobaan
hidupnya. Dia nggak galau sampe mengotori beranda facebook guys. Untuk mengenang kekasihnya, maka daerah tempat tenggelamnya
Dewi Moyo di sebut dengan nama KEDUNG MOYO yang berasal dari nama DEWI
MOYO yang terlihat MOYO-MOYO (samar-samar). Meskipun samar-samar tapi
Dewi Moyo masih kelihatan cantik dan manis. Maka tak heran jika
gadis-gadis yang di lahirkan di Mendenrejo terutama daerah Kedung Moyo
mempunyai paras cantik-cantik dan manis-manis. Jiiiaaahhhhhh.... :p
Dan untuk mengabadikan jiwa kesatrianya Joko Sangsang, maka Pemerintah
Desa Mendenrejo memberi nama lapangan bola / Lapangan serbaguna di
Menden dengan nama LAPANGAN JOKO SANGSANG yang terletak di dusun
Nglaren Desa Mendenrejo Kec. Kradenan Kab. Blora. Dengan harapan agar
para Taruna Muda di wilayah Kec. Kradenan bisa mencontoh sifat-sifat
positif Joko Sangsang, baik dalam pendidikan, budi pekerti atau hal-hal
lain yang positif.
Oh ya di Kedungmoyo ini beberapa kali ditemukan balok kayu tua yang muncul ketika musim kemarau dari dasar sungai bengawan Solo yang surut lho. hmmm peninggalan siapakah itu ?
[]Lovalia- Berbagai Sumber
Note : karena penulis adalah pemuda yang terlahir di era modern
jauh sebelum kisah ini terjadi, maka mohon kiranya jika ada kesalahan/
kekurangan dalam penulisan ini pembaca bisa meluruskan dan mengoreksi
secara bijak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar