Jika anda berkunjung ke Kota Cepu jangan lupa mencicipi kopi kothk yang banyak dijual di warung-warung kopi atau warung tenda di berbagai penjuru kota minyak ini. Ada yang bilang kalau ke Cepu belum menikmati Kopi Kothok, berarti belum ke Cepu. Orang-orang Cepu yakin kopi kothok adalah kopi khas kota minyak ini, meskipun di berbagai daerah sekarang juga populer. Jangan ngaku orang Cepu kalau tidak kenal dengan minuman yang satu ini.
So, apa sih kopi kothok itu ?
Kopi kothok. Secara penampilannya ini tidak terlalu istimewa. Berwarna hitam dan terlihat panas. Tapi simpan pendapat anda sampai lidah dan atap mulut anda menahan hangatnya si hitam. Entah rasa apa, saya sendiri selalu gagal mendefinisikan. Mungkin bagi lidah awam (yang tidak biasa minum kopi), rasanya tidak lebih dari kopi seduh kebanyakan. Manis, pahit, dan hangat. Tapi jika mau meresapi sejenak, berbeda sekali.
Pada dasarnya sebenarnya kopi kothok ini sama dengan kopi-kopi yang ada ditoko-toko swalayan disekitar kita hanya ada beda beberapa hal :
- Kopi kothok ditaman biasanya dari bijikopi, kopi digoreng sendiri sehingga lebih menunjukkan rasa kesungguhan dalam penyajian ke konsumen,tentunya sewaktu menggoreng sambilberdoa agar kopi yang dihasilkan menjadi sangat enak.
- Sewaktu menggoreng dapat dicampur dengan aneka bumbu penyedap sesuan dengan keinginan pelanggan.Pelanggan yang inginkopi yang pahit bisa dicampur dengan buah jambe,dan yang ingin manisgurih dicampur garam dan coklat.
- Setelah menjadi bubuk, untuk menggodoknya memakai sistem langsung atau disebut juga dikothok dengan panci atau kothokan kopi yang sudah ada dipasar.
- Campuran kopi, gula,dan airsesuan dengan kebiasaan biasanya 0.5 sendokmakan gula: 1 sendok makan kopiuntuk 1 cangkir air.
- Panas yang ada tidak ditentukan yang jelas diatas100 derajat celciushanya memakai prinsip bau yang ada, bilabaunya sudah muncul,harum untuk ukuran kopi itu berarti kopi sudah siap disajikan.
Pengalaman menarik tentang kopi kothok ini sering saya jumpai. Beberapa orang di sekitar saya biasanya kembung jika meminum kopi seduh. Aneh sekali. Entahlah, barangkali terlalu sering menikmati kopi dengan dikothok. Hingga saat ini saya tidak mengetahui penyebab pastinya secara ilmiah. Tidak pernah ada penelitian tentang ini. Karena memang bukan hal yang penting untuk diteliti.
Di Cepu sendiri kopi kothok identik dengan warung tenda di pinggir jalan. Betapa tidak, memang ada puluhan tenda cangkrukan (tongkrongan) yang menu utamanya kopi kothok tersebar di kota kecil ini. Pusatnya berada di taman kota “Taman Sewu Lampu”. Jadi jangan heran jika anda berkeliling kota Cepu pada malam hari, anda akan menjumpai warung kopi kothok sepanjang jalan. Menarik sekali. Pemandangan yang hanya pernah saya temukan di Cepu.
[]Lovalia , dengan memadukan berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar