Tampilkan postingan dengan label Jare Aku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jare Aku. Tampilkan semua postingan
Label: ,

UJUNG TAKDIR SANG API



Seringkali saya tertawa melihat dan membaca berita di berbagai media. Orang - orang saling menghujat dan mengupload berita yang mereka anggap fakta. Padahal hanya sampah BLACK CAMPAIGN belaka. Satu sama alian saling berlomba meneriakkan sesuatu yang mereka anggap kebenaran. Satu sama lain saling berteriak, jangan fitnah, jangan adu domba, padahal mereka sendiri pelaku fitnah dan adu domba. Orang-orang sudah menajdi korban Devide At Impera tanpa mereka sadari. 

Sementara di luar sana, beberapa pihak mungkin tertawa terbahak-bahak. Mentertawakan kondisi Indonesia yang semrawut jelang pergantian presidennya. Mentertawakan orang-orang berpendidikan malah berperilaku lebih hina dari preman jalanan. Ya, pasti, tanpa kita sadari perilaku kita belakangan hanya menjadi bahan tertawaan.

Sesungguhnya berbicara itu mudah, tetapi berat mempertanggung jawabkannya. Apapun yang kita katakan lebih menunjukkan siapa sebenarnya diri kita. Apapun yang kita katakan lebih menunjukkan siapa sebenarnya diri kita. Misalnya, penghinaan kita terhadap seseorang lebih menunjukkan kehinaan diri kita sendiri dibandingkan kehinaan orang yang kita hina. Kritik dan koreksi yang kita sampaikan kepada seseorang kalau tidak hati-hati lebih memperlihatkan kedengkian kita.

Perkataan yang baik adalah pembuktian kemusliman seseorang. Hendaknya setiap orang memastikan bahwa kata-kata yang akan diucapkannya benar-benar baik. Apabila kita tidak yakin akan dapat mengeluarkan kata-kata yang baik, diam itu lebih baik. Berkata yang baik tentunya akan lebih bermanfaat dibandingkan diam. Akan tetapi, menghindari akibat dari perkataan yang kurang baik akan lebih utama dibandingkan kita memaksakan berbicara yang akan berakibat jelek kepada diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan Al-Qur’an dalam surat Al-Hujuraat ayat 6 yang berkaitan dengan larangan berburuk sangka dan menggunjing berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat Al-Hujuraat ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat Al-Hujuraat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat An-Nuur ayat 15 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah benar”.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat Al-Israa ayat 36 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya”.

Berdasarkan Al-Hadits yang berkaitan dengan menggunjing dan memfitnah yaitu :
Artinya : “Berhati-hatilah terhadap purbasangka. Sesungguhnya purbasangka adalah ucapan paling bodoh”. (H.R. Al-Bukhari)

Artinya : “Barangsiapa mengintai-intai keburukan saudaranya semuslim, maka Allah akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah, maka Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah) rumahnya”. (H.R. Ahmad)

Artinya : “Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang, maka kamu telah merusak mereka atau hampir merusak mereka”. (H.R. Ahmad)

Artinya : “Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk”. (H.R. Al-Bukhari dan Al-Hakim)

Artinya : “Rasulullah saw pernah ditanya : “Ya Rasulullah, apakah tebusan mengumpat?” Jawab Rasulullah : “Hendaklah engkau beristighfar (memohonkan ampunan) kepada Allah bagi orang yang engkau umpat”. (H.R. Thahawi)

Artinya : Dari Hudzaifah r.a, dia telah berkata : Rasulullah saw telah bersabda : “Tidak akan pernah masuk surga orang yang suka mengumpat”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah memberikan solusi kepada umatnya yang terlanjur mengumpat orang lain. Yakni dengan memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang yang diumpatnya. Dengan cara demikian, maka orang yang mengumpat akan mendapatkan maghfirah dari Allah SWT. Sebab bila tidak mendapat maghfirah, orang yang suka mengumpat atau menyebar fitnah pasti masuk neraka.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda : “Takutlah kamu terhadap prasangka. Sebab sesungguhnya prasangka adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kamu mencari-cari dan meneliti kesalahan orang lain, janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling belakang membelakangi . Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana Allah telah memerintahkan kepadamu. Orang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak saling menzhalimi, tidak saling merendahkan dan tidak saling menghina. Takwa adalah di sini, takwa adalah di sini”, sambil Rasulullah menunjuk ke a rah dada. Kemudian melanjutkan sabdanya : “Cukuplah keburukan bagi seseorang dengan menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim adalah haram atas muslim yang lain akan darah, kehormatan dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu dan rupamu, tetapi Allah melihat kepada hatimu”. (H.R. Muslim)

Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw pernah berjalan melewati 2 (dua) kuburan, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya 2 (dua) orang ahli kubur itu disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Ya, benar. Sesungguhnya dosa itu adalah besar. Salah seorang di antara keduanya adalah berjalan di muka bumi dengan menyebarkan fitnah (mengumpat). Sedang salah seorang yang lain tidak bertirai ketika kencing”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Orang yang senantiasa menyebarkan fitnah atau mengumpat sesama muslim kelak dikubur akan mendapatkan siksa yang berat.

“ Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasaa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)

Jadi tak perlu kita risaukan dan balaskan kalimat-kalimat fitnah itu kawan, karena percayalah, Allah akan memadamkan dengan caraNYA.

[]Lovalia : berbagai sumber
 

0 komentar
Label: , ,

Kita Perlu Kerja Keras : Untuk Diri Sendiri, Untuk Negeri



Kalau bapak Jokowi yang jadi presiden, saya akan berubah seperti apa ? Kalau bapak Prabowo yang jadi presiden, saya akan berubah seperti apa ?

Saya, sebagaimana sama dengan anda, seorang anak muda bangsa Indonesia yang kadang begitu nyleneh cara berfikirnya. Bukan karena saya malas, tapi karena saya muak dengan semrawutnya keadaan belakang ini. Jabatan diperebutkan. Tahta membuat buta. Inikah bangsa yang katanya merdeka dengan tumpah darah para pejuangnya ? Kini orang berjuang hanya sekedar ATAS NAMA BANGSA tapi TIDAK UNTUK BANGSA.

Itu sebabnya saya tidak mau melarutkan diri dalam perang argumentasi negeri ini. Dua kubu sama-sama kuat , sama-sama menyerang , sama-sama saling menjatuhkan SAMA-SAMA SALAH.


0 komentar
Label: , ,

Janganlah Perkara Politik 'Mengambil' Seluruh Waktu Hidup Kita !



Indonesia memang sedang ramai dengan sensasi politik. Entah itu politik dalam partai atau politik dalam artian yang lain. Politik ya, politik. Apa sebenarnya poitik itu ? 
Kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan seperti sosial, politik, ekonomi dan budaya. Hubungan tersebut biasanya tercermin melalui kegiatan atau tingkah laku manusia yang tanpa disadari perilaku tersebut memiliki nilai. Semisal kita berpikir bagaimana cara memperoleh simpati dan empati dari masyarakat sekitar terhadap apa yang kita lakukan. Perilaku tersebut menyatakan bahwa cara berpikir kita mengandung dan berhubungan dengan dua nilai kehidupan, yaitu nilai sosial dan politik. Nilai sosial menjelaskan kita berhubungan dengan orang lain dan berharap kita mendapatkan dampak dari hubungan tersebut. Sedangkan nilai politik menjelaskan tentang komitmen dan ambisi kita dalam memperoleh simpati dan empati dari orang lain, berusaha melakukan apapun demi tercapainya tujuan tersebut.

Jadi kesimpulannya nilai kehidupan seperti politik selalu mengiringi setiap perilaku kita. Tanpa pendidikan formalpun kita telah belajar berperilaku politik. Pada dasarnya politik menegaskan tentang ambisi dari usaha kita untuk mendapatkan tujuan yang lebih baik dengan melakukan segala cara untuk tercapainya tujuan tersebut.

Politik memberikan batasan-batasan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Banyak bagian-bagian politik yang setiap hari dapat kita jumpai. Beberapa diantaranya dapat kita jumpai ketika kita melakukan musyawarah mufakat. Musyawarah tersebut telah mencerminkan adanya komunikasi politik dan demokrasi. Dimana kita berhak mendapatkan hak suara untuk mengemukakan pendapat agar suara kita didengar oleh orang lain. Kita dilatih untuk menghargai yang namanya perbedaan suara dan menghargai apapun hasil akhir dari musyawarah tersebut. Komunikasi politik yang dapat kita jumpai pada saat musyawarah adalah adanya pemungutan suara. Semua aspirasi yang dijadikan opsi atau pilihan di tampung, kemudian diadakan pemungutan suara untuk memilih opsi jawaban yang sesuai dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi politik sering digunakan untuk tercapainya suatu hubungan kerjasama. Sehingga komunikasi politik sering diartikan sebagai perantara penyampaian tujuan kepada orang lain. Terkadang bekomunikasi politik sering menyimpang dari aturannya karena banyak orang yang menggunakannya untuk tujuan yang kurang tepat. Seperti penyalahgunaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika terjadi kebebasan mengemukakan pendapat yang seluas-luasnya, terkadang komunikasi politik yang digunakan mengarah terhadap ambisi untuk mempertahankan hak pribadi tanpa mendahulukan kewajiban untuk mementingkan suara umum.

Keluarga merupakan tempat yang tepat untuk melatih anak berkomunikasi politik yang baik seperti demokrasi. Keluarga mengajarkan cara berdemokrasi yang mendasar. Ketika suami yang harus mendengarkan suara atau pendapat dari istri dan anaknya. Pada posisi ini sang ayah harus mengalah dan menghargai pendapat anggota keluarganya. Sang ayah tidak bisa kekeuh terhadap pendapat atau pendiriannya, sekalipun ia seorang pemimpin di keluarga tersebut

Dampak dari adanya komunikasi politik dan demokrasi bagi kehidupan sehari-hari adalah adanya sikap saling toleransi terhadap perbedaan pendapat. Komunikasi politik dapat memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat melalui musyawarah. Secara umum dampak komunikasi politik memberikan korelasi atau hubungan antara kita dengan orang lain melalui bentuk komunikasi yang dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak tergantung sudut pandang kita.

   Selain Komunikasi politik dan demokrasi. Bagian nilai politik yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah partisipasi politik. Partisipasi politik merupakan keikutsertaan seseorang atau masyarakat dalam menentukan kebijakan, tujuan atau cita-cita. Partisipasi politik terjadi karena adanya sikap simpati dan empati seseorang terhadap keadaaan atau kondisi yang sedang terjadi tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga kondisi tersebut dapat diperbaiki dan kedepannya berharap semakin membaik.

Contoh nyata partisipasi politik dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika orang tua turut serta dalam menentukan sekolah anaknya. Orang tua akan turut serta dalam memberikan saran atau pendapat kepada anaknya. Peran orang tua tersebut mereka lakukan agar sang anak mendapatkan sekolah yang baik. Mendapatkan sekolah yang baik merupakan tujuan dari partisipasi politik yang dilakukan oleh orang tua dalam menentukan sekolah anaknya.

Dampak keterkaitannya partisipasi politik di kehidupan sehari-hari adalah memberikan ruang kepada masyarakat untuk lebih memahami dan turut serta dalam memahami permasalahan yang sedang terjadi dilingkungannya. Sehingga masalah yang sedang dihadapi dapat di selesaikan secara bersama. Partisipasi politik membuat peran masyarakat menjadi semakin kuat dan penting. Sehingga seseorang dalam memutuskan sesuatu, juga melihat aspirasi dari peran masyarakat tersebut. Seperti seorang pemimpin yang melihat aspirasi masyarakat dalam memutuskan kebijakan.

Nilai politik yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk kecil yang nyata dari eksistensi politik di kehidupan kita. Dibutuhkan usaha untuk memaknai setiap nilai politik yang melekat pada perilaku kita sehari-hari. Sehingga besar kemungkinan dampak dari nilai politik yang berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.




0 komentar
 
BOCAH BLORA MUSTIKA © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters