Gunung Ungaran 2.050 mdpl |
Memasuki
sebuah warung makan, kita pesan menu makan malam yang simpel saja tapi
cukup untuk mengganjal perut hiking menuju puncak gunung ungaran. Saat
makan kita bertegur sapa dengan gerombolan lainnya yang juga akan
mendaki, ada yang dari bekasi, jogja, dan lain tempat.
Perjalanan terhenti di Pos Mawar, pemandangan dari sini cukup
indah, lampu kota yang berderet dari ungaran sampai salatiga terlihat
jelas. Di dalam warung begitu hangat. Apapun bisa jadi bahan
obrolan, ide guyonan yang sepele dan hampir tidak terpikirkan.
By the way, bagian yang menyenangkan dalam pendakian ini adalah kita melewati kebun teh Ungaran. Sebenarnya kalau mau jalan pintas mendaki bisa dari kebun teh Ungaran, dimana mobil masih bisa masuk ke dalam lokasi ini. Cuman, karena kita sombong dan begaya sok-sokan jago hiking semua, kita mengambil jalan susah. Hahaha. Menuju kebun teh dari arah Umbul Sidomukti, treknya berkelok-kelok tanpa kemiringan sekalipun.
Dari awal kami berjalan kami di temani bintang-bintang yang gemerlap di langit. Semakin malam bintang yang muncul semakin banyak, berkelip dan bermacam rasi bintang terbentuk (aku cuma tau rasi bintang layang-layang. Hahaha). Pemandangan indah di langit berpadu dengan kerlip lampu kota semarang di bawah sana, menjadi kontras dan komplit. Pemandangan indah ini menjadi pengobat letih yang lumayan mujarab untukku
30 Okt'12. Perjalanan dimulai dari Umbul Sidomukti,
Gunung Ungaran. Saya Start dari Pasar sayur Jimbaran setelah adzan magrib bareng IkanTengierie Berbuluanjinkkintamani dan Adie Restoe Bomie, disini kami bertemu dengan Kambali Ali
. Dari Umbul Sidomukti nanti naik terus aja, sampai pada
akhirnya ketemu pos pendakian pertama Gunung Ungaran. Sampai pada titik
ini, karena kami mengendarai motor maka kami cukup menaiki motor untuk
sampai di basecamp Mawar. Untuk yang pake mobil, terpaksa kalian harus
jalan sampai Basecamp. Hahaha. Di basecamp Mawar kami membayar retribusi
Rp 2.000,00 per orang.
Di
basecamp mawar malam ini ramai sekali, orang-orang yang akan mendaki
mempersiapkan dirinya di sini, bahkan ada yang cuma camping, karena
pemandangan dari sini dah cantik banget, lain waktu boleh juga niy coba
camping ceria bersama teman-teman disini. Di basecamp Mawar ini ada
penitipan sepeda motor dengan tarif Rp 2.000,00 per motor. Dan yang terpenting,
disinilah warung terakhir dimana kita menikmati makan malam kita dan
menambah ransum perbekalan pendakian kalo dirasa masih kurang. Awalnya kami melakukan trip ini untuk Halal Bi Halal IKAPALA, tetai karena adanya acara yang bertabrakan maka tak banyak juga yang datang. Hikz.,
Usai
makan tidak kami langsung bergegas. Kami masih menunggu salah satu teman kami Aby Sang Petualang sambil makan ubi bakar, dengan perjuangan yang sangat akhirnya aq berhasil merebut ubi bakar terakhir dari tangan Blangkrah Edan. Hahaha. Abie sudah datang dang waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan
kamipun memulai langkah kami memasuki hutan. Ternyata Teguh tertinggal dan kami pun menunggu di jalur setelah sungai. Kata Ambon Kriting sih di skitar sungai itu aja yang agak horor di gunung ini. Tak lama kemudian, Teguh menyusul dan kami masih menunggu agar kondisinya fit kembali karena dia sempat ngedrop tadi. Pohon-pohon tinggi menambah
pekat malam, karena menutupi cahaya langit. Memulai perjalanan langsung
di sambut trek yang lumayan buat menghabiskan asupan makan malam tadi,
bikin keringetan. Jalan lumayan mendaki tapi suasana hutan memberi
semangat yang beda. Kami berjalan santai, tidak terlalu cepat. Sambil
bersenda gurau yang lumayan buat penyegaran.
Di sepanjang jalan kami menemukan pipa-pipa paralon putih bergantungan, rupanya aliran air dari sumber mata air di atas sana. Ketika di coba, ternyata lumayan brr..dingin airnya dan sweger. Keluar dari hutan, kebun kopi sudah menanti. Disana ada bak penampung air bersih dan kolam berukuran sekitar 8x15x1.5 meter yang bisa digunakan untuk berenang. Kami hanya lewat dan tidak mampir di kolam, hanya di sekitar kolam saja, bisa dikatakan kolam ini adalah kolam renang tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian diatas 1900 mdpl dengan bonus pemandangan hijau rimbun pohon dan atap birunya langit. Semakin jauh treknya berkombinasi antara tanjakan yang melelahkan dan jalan datar yang menyenangkan hingga tibalah kami di perkebunan teh, waah jadi berasa teawalk niy, tampak beberapa rumah penunggu perkebunan di pinggir jalan, dan tak jauh kemudian tibalah kami di pertigaan camp Promasan. Di sini kami mendirikan tenda dan beberapa dari kami tidur untuk mengumpulkan tenaga. ^_^
Di sepanjang jalan kami menemukan pipa-pipa paralon putih bergantungan, rupanya aliran air dari sumber mata air di atas sana. Ketika di coba, ternyata lumayan brr..dingin airnya dan sweger. Keluar dari hutan, kebun kopi sudah menanti. Disana ada bak penampung air bersih dan kolam berukuran sekitar 8x15x1.5 meter yang bisa digunakan untuk berenang. Kami hanya lewat dan tidak mampir di kolam, hanya di sekitar kolam saja, bisa dikatakan kolam ini adalah kolam renang tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian diatas 1900 mdpl dengan bonus pemandangan hijau rimbun pohon dan atap birunya langit. Semakin jauh treknya berkombinasi antara tanjakan yang melelahkan dan jalan datar yang menyenangkan hingga tibalah kami di perkebunan teh, waah jadi berasa teawalk niy, tampak beberapa rumah penunggu perkebunan di pinggir jalan, dan tak jauh kemudian tibalah kami di pertigaan camp Promasan. Di sini kami mendirikan tenda dan beberapa dari kami tidur untuk mengumpulkan tenaga. ^_^
Sunrise di Puncak Gunung Ungaran |
Perjalanan belum selesai, setelah menebas hutan-hutan yang nggak karuan
jelasnya seperti baru babat alas, sesi kedua adalah menaiki gunung curam
dengan berisi batu-batu. Kami harus hati-hati mengingat kalau salah
langkah mengakibatkan keruntuhan batu yang lebih gede atau jatuh ke
bawah mengulang perjalanan lagi. Oh God, cann’t imagine T.T
Trek bebatuan seperti nggak ada habisnya, nggak ada bonus jalan datar,
setiap
satu puncak punggungan langsung menghadang dinding batuan baru. Kembali
menapaki terjalnya bebatuan, ilalang semakin tinggi. Sebelum sampai di
puncak kami mendapati beberapa orang sedang shalat berjama'ah. Waaaaah.
Sesampainya di Puncak Gunung Ungaran aq langsung numpang eksis, ada yang
mo foto numpang foto deh walaupun nggak kenal sama orangnya. Hahaha.
Cukup lama juga kami menunggu sunrise muncul dari kandangnya. Hmmmm.
Akhirnya dengan menahan kantuk yang amat sangat dan dinginnya angin di
subuh ini, kupaksa diriku untuk menunggu sunrise.
Walaupun
matahari mulai mengintip di ufuk sana, tapi dinginnya angin di puncak
gunung ini masih membuat badanku menggigil. Semakin pagi, suasana di
puncak makin ramai, gaduh oleh suara orang-orang yang bersukaria
berhasil tiba di puncak gunung Ungaran. Kami langsung melakukan ritual
wajib yaitu foto di Puncak Gunung Ungaran. Puncak gunung Ungaran
terdapat prasasti Benteng Raider, lengkap
dengan topi khas nya, ada satu tiang bendera untuk upacara. Kami
dipuncak Gunung Ungaran hanya sekejap, tidak baik juga berlama-lama
dipuncak karena matahari sudah tidak bersahabat, Sinar UV mulai
menjilat kening dan tengkuk leher. 20 menit kami rasa cukup untuk
mengabadikan moment narsis dalam frame foto. Usai
berfoto-foto, kita kembali bersiap untuk turun.
Narsis dulu di Benteng Raider. hahaha |
Sunrise
di Puncak Gunung Ungaran adalah sungguh luar baisa. Pemandangan di
sekeliling tanpa penghalang, di timur langit tampak merekah kemerahan,
di selatan menyembul Gunung Merbabu, Merapi yang masih berselimut awan.
Perkebunan teh Medini terlihat membenang. Waaah sungguh pemandangan
indah yang sempurna ^_^
Gunung Sindoro-Sumbing dari Gunung Ungaran |
Gunung Merapi-Merbabu dari Puncak Ungaran |
0 komentar:
Posting Komentar