"Ini negeri dangdut, apa sih yang tidak bisa digoyang?" Akhirnya terdakwa paham
-Gibran Rakabumi-
Hmmm ... Dangdut is the music of my country , yes ?
Aduh, kenapa saya malah bertanya dengan kalimat sok English gitu ya ? Mungkin saya sedang terjangkit virus dangdut bahasa, uppss mana ada ? :)
Yups , dangdut musik aseli negeri ini. Siapapun yang mendengar musiknya walaupun malu-malu toh akhirnya bergoyang juga tanpa disadarinya. Tua muda semua kenal dangdut. Mengaku tidak suka dangdut tapi tiap hari asyik - asyik aja dengerin lagi dangdut dari rumah tetangga. Mengatakan dangdut musik kampungan ternyata kalau ada konser dangdut jogetnya paling depan. Dangdut, dangdut, dangdut....
Yah, negeriku negeri dangdut. Dangdut bukan musik kampungan apaagi murahan. Tidak , jangan katakan dangdut sebagai musik murahan, karena saya tidak akan rela anda menyebutnya demikan. Dangdut tidak hanya di panggung desa tapi kini merambah panggung politik juga. Mulai dari kampanye calon wakil rakyat sampai wakil rakyat yang main mata sama artis dangdut, lengkap sudah. Mulai dari kampanye air sampai suapan sendok emas di panggung politik.
Dangdut... dangdut...dangdut.
Padahal Sang Raja Dangdut sendiri telah menciptakan banyak syair lagu dangdut yang maknanya subhanallah begitu dalam dan menyentuh perasaan. Tapi sayangnya beberapa orang dari mereka yang duduk di kursi panas dewan sana lebih memilih untuk bergoyang dengan rupiah haram. kasus suap, korupsi, menjadi tontonan kita sehari - hari .
Lalu sekarang siapa yang kampungan ? Goyangan dangdut ataukah orang-orang yang memaksakan goyangan haram atas negeri ini ?
Ah sudahlah .... saya pun pusing bagaimana cara mengakhiri tulisan ini
Just Writting From Stalking : Tulisan di blog saya dengan label Gibranian ini hanya pengembangan hasil stalking saya di twitternya @GibranRakabumi. Nggak tau itu twitter asli apa nggak , tapi kalimatnya bagus-bagus, sederhana mengena pokok e. // Mengaku Pengagum sosok Gibran Rakabumi //
0 komentar:
Posting Komentar