Nah guys, ini tempat wisata terakhir yang kami kunjungi di Tuban hari ini : KLENTENG KWAN SING BIO. Nggak usah mikir aneh-aneh mengira kami mau numpang sholat Ashar di sini, apalagi ngater Sunti ziarah ke tempat leluhurnya... tidaaakk meskipun iya sih, muka Sunti pantes banget masuk sini hahaha piizzzz :D
Nggak seperti Klenteng batu Sam Po Kong, masuk ke Klenteng kwan Sing Bio GRATISSS tidak dipungut biaya. Kamu cukup perlu meninggalkan KTP aja kepada petugas piket di dekat gerbang masuk.
Nah guys saya pernah melihat dari berita media Klenteng Kwan Sing Bio adalah tempat ibadah Tri Darma yang paling banyak dikunjungi olah para wisatawan, baik dari dalam dan luar kota Tuban, seperti Surabaya dan Semarang, atau bahkan pengunjung dari Singapura, Malaysia dan China. Wooww kenapa coba ? Mungkin karena GRATIS ? :D hahah ngawur
Kelenteng Kwan Sing Bio memang
tampak seperti bangunan kelenteng pada umumnya. Didominasi warna merah,
kuning dan hijau yang terang pada bangunannya dengan banyak hiasan
Naga, lampion dan lilin berbagai ukuran. Dan tentu saja bau dupa dan
hio yang senantiasa menguar dari dalam kelenteng.Namun ternyata ada banyak kisah menarik di kelenteng yang berada sekitar 2 km arah barat dari pusat kota ini.
Kelenteng Kwan Sing Bio berada di Jalan Raya R.E. Martadinata , Tuban – Jawa Timur. Cukup mudah menuju ke kelenteng ini karena lokasinya yang berada di tepi jalan raya utama jalur Pantai Utara Jawa dengan banyak angkutan umum yang melintasinya.
Klenteng ini menghadap langsung ke laut lepas dan banyak yang percaya setiap orang yang berdoa di sini akan terkabul doanya. Klenteng Kwan Sing Bio merupakan klenteng yang megah dan salah satu icon di Tuban. Saat Imlek tiba, klenteng ini banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat kemeriahan Tahun Baru Cina ini, dimana terdapat pertunjukan barongsai, pertunjukan wayang titi, pesta kembang api hingga atraksi kung fu.
Hiasan Satwa Bermakna Simbolis
Dari banyak artikel yang saya baca Kelenteng Kwan Sing Bio menganut ajaran Tri Dharma yaitu Budha, Tao dan Konghucu dengan pemujaan pada dewa utamanya yaitu Dewa Kwan Kong. Selaras dengan arti nama Kwan Sing Bio yang berarti kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong.
Sebelum memasuki kelenteng Kwan Sing Bio, sebuah gerbang dengan bentuk khasnya akan menyambut pengunjung kelenteng. Di bagian atas gerbang itu terdapat hiasan seekor kepiting yang berukuran cukup besar. Di Indonesia, hiasan kepiting itu konon cuma ada di kelenteng ini. Waah kalau begitu saya harus segera membuat kepiting yang lebih besaaarrrr :D
Hiasan kepiting yang seolah menjadi ikon Kelenteng Kwan Sing Bio itu ternyata berkaitan dengan sejarah awal kelenteng yang diperkirakan dibangun pada abad 18 ini. Karena dulunya , lokasi dibangunnya kelenteng ini adalah daerah tambak dengan banyak hewan kepiting hidup dan berkembang biak di sekitarnya.
“ Untuk mengenang bagian dari sejarah tempat awal dibangunnya kelenteng Kwan Sing Bio itulah kemudian digunakan hewan kepiting sebagai hiasan di kelenteng , “ ujar salah seorang Bapak yang iseng-iseng saya tanyai.
Kwan Sing Bio |
Tak
hanya itu, hewan kepiting itu ternyata juga bermakna simbolis karena
dipercaya dapat memberi perlindungan pada kelenteng dan umatnya dari
pengaruh unsur-unsur jahat sekaligus mengusirnya.
Makna-makna simbolis tentang nilai-nilai kehidupan itu juga terdapat pada banyaknya hiasan satwa pada beberapa bagian bangunan kelenteng baik yang berupa relief, patung, lukisan dan sebagainya.
Sekitar 5 meter tepat di belakang gerbang, bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio berdiri dengan anggunnya. Di bagian depan kelenteng dan di dalam bangunan utama pada sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat sepasang patung singa dengan posisi duduk . Patung singa ini juga bermakna simbolis sebagai kekuatan dan penjaga kelenteng. Kenapa mereka nggak sewa satpam aja ya buat jaga ?
Nah karena ketika saya berkunjung ke sana Klenteng sedang dipugar di beberapa tempat dan kita nggak boleh masuk, makanya artikel tentang ruangan-ruangan dalam Klenteng ini saya ambil dari berbagai sumber . Lumayanlah buat tambahan wacana.
Arca Dewa Kwan Kong
Bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio terbagi menjadi 3 bagian ruangan dengan banyak petugas kelenteng yang hilir mudik membantu keperluan umat kelenteng. Ruangan yang pertama di bagian depan untuk membakar dupa dan hio dengan terdapat banyak lilin berbagai ukuran . Di ruangan ini sambil membakar dupa atau hio, umat kelenteng bersembahyang dengan menghadap utara, ke arah laut.
Sedangkan di ruangan yang kedua yang berada di bagian tengah digunakan untuk melakukan sembahyang dan juga menaruh buah-buah persembahannya.
Untuk ruangan ketiga yang terdapat di bagian belakang inilah terdapat Arca Dewa Kwan Kong dan arca dewa-dewa lainnya yang dikeramatkan. Umat dan pengunjung kelenteng dilarang keras untuk memotret ruangan ini dengan segala isinya. Waahhh jadi penasaran :D
Di depan arca Dewa Kwan Kong inilah biasanya umat atau pengnjung kelenteng melakukan ritual jiam sie untuk berbagai keperluan seperti kelancaran usaha, kesehatan dan pengobatan atau sekedar untuk menerawang peruntungan dan nasib pada karir, jodoh dan sebagainya.
Kompleks kelenteng Kwan Sing Bio memiliki luas areal sekitar 4-5 hektar dengan berbagai bangunan dan fungsi, yang menjadikan kelenteng ini dikenal sebagai kelenteng yang paling besar dan luas di Indonesia.
Di sebelah barat kelenteng terdapat ruangan untuk pembaca jiam sie, kantor, berlatih barongsai dan liang-liong,dan stand souvenir. Sedangkan di sebelah timur terdapat ruangan Altar Tri Nabi untuk beribadah umat Tri Darma. Di ruangan ini terdapat arca Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lao Tze dan Budha Gautama. Di dekat pintu masuknya terdapat pajangan seekor harimau yang telah diawetkan. Ada juga panggung mini untuk pementasan kesenian wayang potehi.
Makna-makna simbolis tentang nilai-nilai kehidupan itu juga terdapat pada banyaknya hiasan satwa pada beberapa bagian bangunan kelenteng baik yang berupa relief, patung, lukisan dan sebagainya.
Sekitar 5 meter tepat di belakang gerbang, bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio berdiri dengan anggunnya. Di bagian depan kelenteng dan di dalam bangunan utama pada sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat sepasang patung singa dengan posisi duduk . Patung singa ini juga bermakna simbolis sebagai kekuatan dan penjaga kelenteng. Kenapa mereka nggak sewa satpam aja ya buat jaga ?
Nah karena ketika saya berkunjung ke sana Klenteng sedang dipugar di beberapa tempat dan kita nggak boleh masuk, makanya artikel tentang ruangan-ruangan dalam Klenteng ini saya ambil dari berbagai sumber . Lumayanlah buat tambahan wacana.
Arca Dewa Kwan Kong
Bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio terbagi menjadi 3 bagian ruangan dengan banyak petugas kelenteng yang hilir mudik membantu keperluan umat kelenteng. Ruangan yang pertama di bagian depan untuk membakar dupa dan hio dengan terdapat banyak lilin berbagai ukuran . Di ruangan ini sambil membakar dupa atau hio, umat kelenteng bersembahyang dengan menghadap utara, ke arah laut.
Sedangkan di ruangan yang kedua yang berada di bagian tengah digunakan untuk melakukan sembahyang dan juga menaruh buah-buah persembahannya.
Untuk ruangan ketiga yang terdapat di bagian belakang inilah terdapat Arca Dewa Kwan Kong dan arca dewa-dewa lainnya yang dikeramatkan. Umat dan pengunjung kelenteng dilarang keras untuk memotret ruangan ini dengan segala isinya. Waahhh jadi penasaran :D
Di depan arca Dewa Kwan Kong inilah biasanya umat atau pengnjung kelenteng melakukan ritual jiam sie untuk berbagai keperluan seperti kelancaran usaha, kesehatan dan pengobatan atau sekedar untuk menerawang peruntungan dan nasib pada karir, jodoh dan sebagainya.
Kompleks kelenteng Kwan Sing Bio memiliki luas areal sekitar 4-5 hektar dengan berbagai bangunan dan fungsi, yang menjadikan kelenteng ini dikenal sebagai kelenteng yang paling besar dan luas di Indonesia.
Di sebelah barat kelenteng terdapat ruangan untuk pembaca jiam sie, kantor, berlatih barongsai dan liang-liong,dan stand souvenir. Sedangkan di sebelah timur terdapat ruangan Altar Tri Nabi untuk beribadah umat Tri Darma. Di ruangan ini terdapat arca Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lao Tze dan Budha Gautama. Di dekat pintu masuknya terdapat pajangan seekor harimau yang telah diawetkan. Ada juga panggung mini untuk pementasan kesenian wayang potehi.
Legenda Sembilan Gada Suci
Di belakang bangunan utama kelenteng terdapat taman yang disebut Taman Dua Naga karena disana terdapat patung sepasang naga.
Yang menarik, di belakang taman itu terdapat bangunan Sembilan Gada Suci untuk menyimpan bendera dan panji-panji, barongsai, dan liang-liong khusus untuk persembahyangan dan pemujaan Dewa Kwan Kong, Di dalam ruangan yang berkaca ini juga terdapat patung Dewa Kwan Kong yang berukuran cukup besar.
Sementara di bagian luarnya pada sebelah kanan-kiri dan depan terdapat patung-patung para tokoh pembesar dalam sejarah dan legenda China. Patung-patung itu ditampilkan dengan penggarapan pada ekspresi, detail dan warna yang cukup bagus dan menarik.
Di belakang bangunan Sembilan Gada Suci terdapat ruangan semacam aula yang cukup luas dengan relief-relief berisi kisah legenda China yang berukuran cukup besar pada dinding di bagian barat dan timur.
Pada langit-langit ruangan ini terdapat ornament bergambar lambing umat Tri Darma yaitu Swastika ( Budha ) , Yin dan Yang ( Khong Hucu ) dan Genta Rohani ( Konfusius ). Katanya ruangan ini dulunya digunakan sebagai tempat menginap bagi umat atau pengunjung yang ingin bermalam dengan menggelar karpet atau matras yang disediakan oleh pihak kelenteng.
Di belakang bangunan utama kelenteng terdapat taman yang disebut Taman Dua Naga karena disana terdapat patung sepasang naga.
Yang menarik, di belakang taman itu terdapat bangunan Sembilan Gada Suci untuk menyimpan bendera dan panji-panji, barongsai, dan liang-liong khusus untuk persembahyangan dan pemujaan Dewa Kwan Kong, Di dalam ruangan yang berkaca ini juga terdapat patung Dewa Kwan Kong yang berukuran cukup besar.
Sementara di bagian luarnya pada sebelah kanan-kiri dan depan terdapat patung-patung para tokoh pembesar dalam sejarah dan legenda China. Patung-patung itu ditampilkan dengan penggarapan pada ekspresi, detail dan warna yang cukup bagus dan menarik.
Di belakang bangunan Sembilan Gada Suci terdapat ruangan semacam aula yang cukup luas dengan relief-relief berisi kisah legenda China yang berukuran cukup besar pada dinding di bagian barat dan timur.
Pada langit-langit ruangan ini terdapat ornament bergambar lambing umat Tri Darma yaitu Swastika ( Budha ) , Yin dan Yang ( Khong Hucu ) dan Genta Rohani ( Konfusius ). Katanya ruangan ini dulunya digunakan sebagai tempat menginap bagi umat atau pengunjung yang ingin bermalam dengan menggelar karpet atau matras yang disediakan oleh pihak kelenteng.
Melangkahkan kaki keluar dari ruangan ini
di bagian belakangnya terdapat halaman yang sangat luas. Di halaman
inilah terdapat bangunan yang cukup megah laksana istana kaisar China
lengkap dengan gerbang, taman , kolam dan jembatan penghubung .
Keren kan ? |
Ini istana pribadi saya haha |
Di klenteng ini juga ada bangunan
yang cukup menarik dan artistik yang digunakan sebagai panggung
terbuka untuk pentas kesenian ala Tionghoa. Banyak pengunjung yang
masuk ke istana ini untuk menikmati keindahannya sambil tak lupa berfoto
ria.
Di sebelah barat terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat makan dan dapur umum. Siapapun dan kapan pun boleh makan disana secara gratis dengan jenis makanan yang disediakan oleh pihak kelenteng.
Di belakang bangunan pangggung kesenian ini terdapat bangunan bertingkat yang besar dan megah dengan hiasan kepiting di bagian atasnya . Seolah belum lengkap, di kompleks kelenteng ini rencananya juga menyusul akan dibangun Pagoda Sembilan Lantai yang sangat megah.
Selain relief dan patung naga dan singa ,pada beberapa bagian bangunan di kelenteng juga terdapat relief bergambar burung phoenix ( Feng ), kuda bertanduk atau Unicorn ( Kili ), kuda ( Ma), rusa, bangau dan harimau dengan arti filosofisnya masing-masing.
Ada hal yang menarik di lorong pintu masuk di sebelah barat kelenteng yang terdapat pilar-pilar berhiaskan relief naga dan burung Hong. Selain itu juga terdapat relief berukuran jumbo dengan nuansa tiga dimensinya. Relief itu bergambar Candi Borobudur dan Peta Indonesia di dinding sebelah barat, kemudian Tembok raksasa dan peta Republik Rakyat China di dinding sebalah Timur. Hmmm .... mungkinkah ini hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan China ?? Kebetulan kami masuk dan keluar melalui pintu ini
Di sebelah barat terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat makan dan dapur umum. Siapapun dan kapan pun boleh makan disana secara gratis dengan jenis makanan yang disediakan oleh pihak kelenteng.
Di belakang bangunan pangggung kesenian ini terdapat bangunan bertingkat yang besar dan megah dengan hiasan kepiting di bagian atasnya . Seolah belum lengkap, di kompleks kelenteng ini rencananya juga menyusul akan dibangun Pagoda Sembilan Lantai yang sangat megah.
Selain relief dan patung naga dan singa ,pada beberapa bagian bangunan di kelenteng juga terdapat relief bergambar burung phoenix ( Feng ), kuda bertanduk atau Unicorn ( Kili ), kuda ( Ma), rusa, bangau dan harimau dengan arti filosofisnya masing-masing.
The Great Wall |
Ada hal yang menarik di lorong pintu masuk di sebelah barat kelenteng yang terdapat pilar-pilar berhiaskan relief naga dan burung Hong. Selain itu juga terdapat relief berukuran jumbo dengan nuansa tiga dimensinya. Relief itu bergambar Candi Borobudur dan Peta Indonesia di dinding sebelah barat, kemudian Tembok raksasa dan peta Republik Rakyat China di dinding sebalah Timur. Hmmm .... mungkinkah ini hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan China ?? Kebetulan kami masuk dan keluar melalui pintu ini
Borobudur |
Republik Indonesia |
Republik Rakyat China |
Ritual Tolak bala
Kelenteng Kwan Sing Bio sering digunakan sebagai tempat untuk ritual Ciswak atau Fung Shen . Keduanya adalah ritual untuk membuang sial bagi orang yang sedang bermasalah pada kehidupannya atau yang merasa shio-nya jiong ( bertentangan) dengan tahun yang sedang dijalani.
Kedua ritual itu dilakukan dengan membeli seekor atau beberapa ekor penyu atau kura-kura dan menuliskan doa-doa dan nama yang bersangkutan pada tempurung (karapas) penyu atau kura-kura dalam huruf Cina. Ritual dilakukan di halaman kelenteng oleh petugas pembaca Jiam sie.
[]Lovalia : berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar